Semua orang menginginkan memiliki pernikahan yang awet dan harmonis. Semua orang menginginkan memiliki pernikahan yang hanya sekali seumur hidu. Hanya satu orang seumur hidup. Meskipun kadang kala itu tidak berjalan selancar itu. Sehingga ada beberapa orang harus mengalami pernikahan berkali-kali dalam hidupnya. Entah dengan alasan apa pun. Ada yang karena pasangannya dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Ada juga karena adanya ketidak cocokan satu sama lain. Sehingga mengakibatkan perpisahan.
Berbagai Macam Alasan Terjadinya Perpisahan Di Sebuah Pernikahan Yang Sakral
Ada beberapa orang harus mengalami perceraian di usia muda, ada yang baru menikah beberapa bulan, harus mengalami perceraian. Ada juga yang sudah mengalami perjalanan pernikahan bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun, dan akhirnya harus mengalami perceraian. Dan semua itu bukan karena tidak ada alasannya. Ada karena tidak ada kecocokan satu sama lain. Ada yang saat mulai menikah, mulailah keluar sifat asli dari pasangan. Semua sifat asli dari pasnagan mulai diperlihatkan. Dan ada yang bisa menerima, ada yang tidak.
Dan yang tidak dapat menerimanya terpaksa memilih untuk berpisah. Ada juga karena di tengah jalannya pernikahan, seseorang di antara mereka mulai berubah. Mulai berbeda visi dan misi. Sehingga perubahan tersebut memberikan tanda tanya pada pasangan. Apakah dia masih mencintainya atau tidak. Ada juga karena mulai ada kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga perceraian adalah satu-satunya jalan yang dipilih, yang terbaik di saat itu. Atau ada juga karena adanya kehadiran pihak ketiga. Di antara segala alasan-alasan perceraian tersebut.
Pasti ada beberapa alasan yang membuat perubahan tersebut terjadi. Dan banyak di antaranya, apalagi di pernikahan yang sudah lama. Biasanya karena sudah tidak ada ucapan saya mencintaimu, atau tidak ada ucapan terima kasih sayang. Karena hubungan pernikahan yang sudah lama, sehingga rasanya ucapan aku cinta kamu, atau terima kasih, rasanya sudah tidak perlu. Sehingga para pasangan mulai melupakan dan mulai tidak terdengar lagi ucapan atau kalimat-kalimat manis itu. Padahal itulah yang paling penting. Padahal itu adalah kunci sebuah hubungan pernikahan bisa berjalan dengan harmonis dan awet.