Bersedekah Bukan Suatu Keharusan Melainkan Sikap Kesadaran Diri

Bersedekah Bukan Suatu Keharusan Melainkan Sikap Kesadaran Diri

Di hidup ini, kita pasti pernah bertemu dengan orang yang susah. Dalam artian pernah bertemu dengan pengemis, atau pengamen. Atau bertemu dengan anak yatim piatu dan orang panti jompo. Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang memiliki status sosial yang tinggi, ada juga yang kurang, atau dibawah sederhana. Sehingga kita dari kecil di ajarkan untuk berbagi, untuk membantu dan bersedekah. Karena itulah sikap kemanusiaan.

Bersedekah Ataupun Menyumbang Bukan Suatu Keharusan Melainkan Sikap Kesadaran Diri

Dalam hidup entah dalam sekolah atau ajaran orang tua. Kita pernah diajarkan untuk membantu orang lain, membantu orang yang berkekurangan. Apalagi jika kita memiliki kelebihan. Patutlah kita berbagi pada yang lain. Dan memberi, menyumbang atau bersedekah bukan sesuatu yang diharuskan, tapi lebih ke arah sadar diri. Diajarkan sifat itu. Agar kita memiliki sifat atau rasa kemanusiaan. Sehingga itulah adanya sifat empati, simpati. Dari rasa kemanusiaan itu. Sehingga setiap orang tidak diharuskan memberi. Sehingga ada ungkapan ikhlas dan tidak ikhlas. Jadi pada ujung-ujungnya akan kembali pada makna sadar diri. Apakah anda ikhlas untuk memberi atau tidak. Sadar diri akan apa yang anda miliki. Jika rasanya anda memiliki segala sesuatu yang cukup, anda berkecukupan, atau bahkan berlebih. Dan anda melihat orang lain ada yang berkekurangan, dan ada rasa empati dan simpati di situ. Ada baiknya kalian membagi kelebihan itu. Itu sebagai sikap syukur akan segala berkat yang ada padamu. Dan itu juga anda berarti membantu orang lain. Dan itu adalah sikap yang baik.

TIDAK ADA TOLAK UKUR DARI MEMBERI

Untuk memberi, membagi, dan bersedekah, sebenarnya tidak ada tolak ukurnya. Tidak ada standar akan itu. Tidak ada ungkapan untuk memberi minimal berapa rupiah, atau minimal dalam bentuk apa. Tidak ada. Memberi, membagi, bersedekah, adalah soal ikhlas tidak ikhlas. Soal kemampuan. Jika anda memiliki kemampuan demikian ya sudah. Karena pada akhirnya yang akan dilihat dan dinilai itu adalah niat dan keikhalasan anda. Dan memberi bisa berbentuk apa saja. Bisa berbentuk uang, barang, ataupun doa dan tenaga.